Tim Van Damme Inspired by Tim Vand Damme

Tentang Saya

Foto saya
Purwokerto, Banyumas - Jateng, Indonesia
panggil saja Yudho, seperti halnya yang lain memanggil begitu. walau sebenarnya beberapa mengganti panggilan ku atau menambahkan kata di depan atau mengganti dengan kata lain yang menurut mereka nyaman saja memanggil sesuai keinginan mereka. tak jadi soal. sedang blog ini, bagian kecil dari kehidupan ku yang coba ku hadirkan. Baca dengan klik Blog...

Blog

Kamis, 24 Juni 2010

SMADHA: [masih] Tim Jawara!

2 emas,4 perak,4 perunggu

Juara 1 wiraloka putra

Juara 1 wiraloka putri

Pesilat terbaik putra tingkat nafas dasar 2


Begitulah sekiranya hasil capaian temen-temen kita untuk kejurlat tahun 2010 ini. Itulah hasil yang ku kira sudah maksimal, dan semua itu sudah terlewati. Hasil tersebut bagiku pribadi cukup memuaskan menilik persiapan yang temen-temen lakukan untuk kejurlat tahun ini, disamping beberapa persoalan yang mungkin juga menyertai dan jadi hambatan perjalanan tim. Salut sekaligus bangga, datang dengan tim yang boleh dikata compang-camping dan minimalis, hanya 14 atlit tapi masih mampu memberikan perlawan secara maksimal. [haduh sayang yah... diriku ga bisa berperan aktif di beberapa bulan ini... hiks..cuma memantau saja]

"GPP, dunia berputar, era 95 sma2 juara, saatnya kembali berjaya,,,maju bersama....." begitu kata mas Larso. Betul memang, dunia berputar, saat ini kita bukan dalam performa terbaik, tapi semoga sih ga terlalu kejauhan dari kata terbaik. Dan semoga kita sedang berdiri pada putaran bumi menjelang terang, setelah merasa "gelap" beberapa tahun kebelakang ini.

Oleh karena itu perlu rasanya kita mengkoreksi semua ini. Seperti apa yang Indra sampaiin di grup kita "ayo ketua kolat to ketua panitia laporan hasil kejurlat XXV dsini ,diinformasiin , biar bisa buat koreksi ke depan . bahan introspeksi dan acuan euy ". Toh ga ada salahnya mengkoreksi diri sendiri, justru bukankah salah satu sikap ksatria adalah berani untuk mengkoreksi diri sendiri. Siapa tahu dengan kita koreksi diri, kita makin cepat tahu dan tanggap untuk segera memperbaiki performa kita di event-event berikutnya. Dan bukan omong kosong, kalo kejayaan itu bisa kita raih kembali.

Kita mulai dari, apasih sebenernya syarat sebuah tim menjadi sebuah tim yang mampu berjaya? Syaratnya adalah ada keterpaduan diantara pelatih [aspel kalo di kita], pengurus, anggota [atlit ga atlit], dan stakeholder lainnya [senior, sekolah, pelatih, cabang]. Ditambah lagi beberapa hal seperti materi dan sarana prasarana. Lalu, sudahkah itu semua terjalin dengan baik di Kolat kita?

Materi Latihan dan Sarana Prasarana

Materi yang kekinian akan menambah varian latihan kita, begitu pula ketersediaan sarpras. Sebenernya sih bukan jadi faktor penentu yang signifikan. dan hal ini mampu kita ciptakan, tergantung dari daya kreatifitas kita sendiri. Masih segar dalam ingatan, dulu kalau misal pengen bisa belajar gawilan mas Nono ngajarin aku buat nyoba nggawil ke pohon atau tiang atau juga ember beban beton. Murah, simple, dan ga repot karena barang-barang itu mudah kita dapatkan. Ga ada alasan untuk mencoba. Termasuk misal saat kita latihan bentuk dasar tendangan, ketika ga punya palang halang rintang bisa kita ganti pake kursi, tali atau bahkan bak kamar mandi... he he he he

Aspel, Pengurus, dan Anggota

Sebagai pelakon utama adalah tiga bagian ini. Jelas ketiganya bagian berbeda dengan tugas berbeda tapi tak bisa terpisahkan. Kalau kolat ibarat mobil, maka Aspel itu ya sopir. Mengarahkan dan mengatur sepenuhnya laju kolat. Pengurus itu sendiri adalah mesinnya, ruh dari mobil itu sendiri. Tanpa "mesin" jelas mobil tak akan bisa melaju, sopir pun kebingungan. Dan sebagai bagian penting lainnya ya anggota itu sendiri. Anggota menjelma menjadi roda, kap, kaca, spion, stir, kursi dan lain-lain. Semua bagian-bagian tersebut, meski seolah hanya pelengkap, tapi tentunya sangatlah penting. Bahkan saat hanya menjadi skrup [mur] atau pentil saja, bayangkan andaikata bagian kecil tersebut ga ada. Tak stabilalah laju mobil tersebut.

Masing-masing memiliki peran yang berbeda. Dan baik peran "besar" maupun "kecil" tetaplah memiliki andil besar terhadap laju kolat. Saat satu anggota tak berangkat kemudian kita tak respek, maka sama halnya kita sebenernya lagi menggerogoti kolat kita sendiri pelan-pelan. Saat itulah kita seperti tidak menghargai dan menganggap teman kita sendiri. Pun saat kita menolak tugas "kecil" dan "sederhana", padahal demi kepentingan bersama. Jalankan peran kita, yakin saja sekecil apapun kontribusi kita percaya bahwa itu semua berguna bagi kita semua.

Stakeholder Lain

Bagian ini adalah bagian ekstra dari tubuh kolat sebenernya. Tak terikat secara "wajib" untuk turut membangun kejayaan. Tapi jelas kita tak bisa mengenyampingkannya, karena bagaimanapun juga kerjasama yang baik kita kepada mereka-mereka ini dapat membantu dibeberapa bagian dari perjuangan kita.

Keberadaan senior membantu kita untuk menjadi tempat berbagi pengalaman, menimba ilmu dan mendapat teladan yang bisa kita terapkan di kemudian hari. Bukankah kita butuh sosok yang bisa jadi contoh juga sekaligus panutan? kalau bukan dari mereka-mereka ini yang sudah expert mau kepada siapa lagi? [ayo mas mba... bantu-bantu kita yah! kita seneng loh kalo dibantu... ^_^v]

Lalu kerjasama kita dengan pihak sekolah sebagai induk organisasi ekstrakurikuler juga pentingkan? Dari tahun ketahun permasalahan kita dengan pihak sekolah selalu saja ada, tapi rasanya itu-itu saja, jadi tak perlulah kita terlalu bersedih. Pasti bisa diselesaikan dengan baik! Dan jangan lupa, pesen ku, jaga hubungan baik dengan organisasi yang lainnya juga yang ada di sekolah karena penting saat kita butuh sesuatu.

Dan yang terakhir yang tak kalah penting adalah menjaga hubungan kita dengan pelatih [Mas Nardjo], senior dan pengurus cabang. Tak bisa dipungkiri, kita dalah bagian kecil dari sebuah perguruan pencak silat yang besar, PPS BETAKO MERPATI PUTIH. Segala keilmuan kita, bakti kita adalah untuk perguruan kita. Seperti janji anggota kita yang ke-3 "Setia Dan Taat Pada Perguruan" , begitukan pesan yang selalu Mas Nardjo berikan kepada kita.


Rasanya cukup segitu saja, paling ga begitu pandangan ku buat kolat tercinta. Ga pantas rasanya kalo aku menelisik terlalu dalam karena Kolat ini bukan cuma milik aku pribadi. Ini milik kita bersama kawan!


Ayo SMADHA! Saatnya kita bangkit! Kita [masih] Tim Jawara!


semoga foto ini adalah pertanda baik buat kita!



by: yudhohandoko

2 komentar:

Ago mengatakan...

wuih, Mas Yudho emang mantap neh,
Salah satu sosok aspel yang bisa dijadikan panutan.

Tulisan ini adalah bentuk kepedulian yang luar biasa, bagus bgt mas tulisannya.

yudho.saja mengatakan...

wah nih belebihan...
yah sedkit berkontribusi saja..

Posting Komentar

Tinggalin Pesan


yudho.saja Design by Insight © 2009